Message of The Day
*
**
⊙ ⭕ ⊙
**
*
⊙ ⭕ ⊙
⊙ ⭕ ⊙
* sebagai pengingat diri *
* sebagai perenungan *
Jika kita berbuat/melakukan hal baik maupun memberikan hal yang baik, maka suatu saat nanti kita juga akan menuai yang baik. Juga jika kita membuat keputusan atau aturan atau apapun itu yang bisa berimbas/ berdampak baik/buruk baik dalam segi kesehatan, kehidupan, sakit penyakit, penderitaan/suka cita, bahkan kematian bagi orang lain, itu semua akan mendatangkan hal yang serupa terhadap kita, walaupun mungkin bentuknya atau caranya saja yang berbeda. Kehidupan diibaratkan dengan roda yang berputar, oleh karena itu kita sering mendengar istilah "roda kehidupan". Kadang kita di atas, kadang di bawah, kadang sukses, kadang gagal, kadang sedang dalam waktu proses dan penantian untuk keberhasilan atau kegagalan. Dan artian-artian lainnya serupa itu. Demikian juga dengan karma, yang sering disimbolkan dengan lingkaran. Pada suatu titik-titik waktu dimana kita jahat atau baik pada orang lain, itu pula yang yang akan kita alami pada suatu hari nanti. Hukum bakunya seperti itu. Bisa dianggap hukum alam, dalil semesta, atau hukum Tuhan, terserah bagaimana cara orang memahaminya. Hukum tabur-tuai. Kalau itu berimbas ke diri kita sendiri, tuaian itu bisa terjadi pada saat kita masih hidup, atau nanti kita pertanggung-jawabkan kepada Tuhan. Tetapi, pada kenyataannya, hal tersebut bisa bukan kita yang menuainya di dunia. Bisa keluarga, anak, keluarga besar, bahkan bisa sampai turun temurunnya. Tuaian baik, ataupun tuaian buruk. Ya walaupun pada saat orang sedang kesulitan atau kesusahan belum tentu itu karena karma dari dirinya sendiri atau dari leluhurnya, bisa jadi orang tersebut sedang diuji dan ditempa oleh Tuhan. Bukan itu yang sedang dibahas disini sekarang. Tetapi tentang hukum karma, hukum tabur-tuai. Untuk memutus karma buruk, seseorang harus bertobat dan berbalik melakukan hal baik, menabur hal baik, jika tadinya melakukan hal-hal jahat. Bagi yang telah atau sedang melakukan hal-hal baik dalam hidupnya, teruslah hidup dengan baik dan tidak menyakiti orang lain misalkan. Atau misalkan orang yang suka merendahkan dan memperlakukan perempuan dengan buruk, mungkin saja itu akan berbalik pada diri kita sendiri suatu saat nanti, atau ke saudara perempuan kita, anak perempuan, ponakan perempuan, cucu perempuan, atau menantu perempuan, kita tidak tau. Atau jika orang suka memperalat, menekan, memeras, menindas, mengakal-akali orang lain, sebaiknya segera sadar dan tobat jika tidak ingin menarik lebih dalam energi gelap energi jahat ke dalam dirinya sendiri. Saat kita merasa kita melakukan yang benar dan baikpun tetap harus diuji berlapis, apakah sungguh sudah benar dan tidak berimbas buruk bagi orang lain? Ataukah kita ini hidup hanya menguntungkan diri sendiri tetapi hal tersebut kita tau bahwa kita sedang jahat ke orang lain? Melakukan hal yang benar dan baik menurut Tuhan, bukankah itu juga membuat hati damai dan tenang? Dan ada sukacita di dalamnya. Oleh karena itu mari kita selalu meluangkan waktu untuk mencoba lebih mengerti tentang diri kita sendiri dan melakukan introspeksi diri secara berkala. Dan dapatkan energi baik dan positif dari alam semesta.
Kiranya Tuhan mengampuni dan menolong kita.
with love,
-nindya widoyo-