Ibu..





"Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter.
With me everything is ok.
Mother, how are you today?
Mother, don't worry, I'm fine.
........"

Itu lirik lagu, salah satu lagu yang aku nyanyikan dulu, di saat-saat aku merindukan Ibu. Sederhana, singkat, tapi meaningful. Kebetulan memang kami seringkali tinggal di kota yang berbeda.

Pemberani, mandiri, tegas, tegar, cantik, baik hati, cerdas, organisatoris yang handal, pemimpin yang bijak, pekerja keras, energik, aktif, pengajar yang baik, pembimbing yang sabar, seorang yang mempunyai dedikasi tinggi untuk turut membangun bangsa sesuai kapasitasnya, pribadi yang taat akan ajaran Tuhan, istri yang setia dan taat pada suami, dan Ibu terbaik bagi anak-anaknya yang selalu mendahulukan kepentingan anak-anaknya, dan banyak lagi kata-kata yang dapat mewakili sosok beliau.

Tapi di saat beliau tak berdaya dalam sakitnya selama beberapa tahun, beliau jauh dari sebagian anak-anaknya, karena tinggal di kota yang berbeda. Bapak dengan setia menemani, menghibur dan menguatkan Ibu. Romantis, tapi sekaligus juga kami merasa bersalah karena menjadi jarang bisa bertemu dan menemani orang tua kami. Hingga waktu Bapak lebih dulu dipanggil Tuhan tiga tahun yang lalu. Dan selama tiga tahun kemudian, beliau hanya ditemani salah satu dari kami anaknya dan satu orang yang membantu Ibu. Kami tahu, engkau tidak mengeluh, engkau sangat mengerti kami, Ibu.. dan bagaimana engkau selalu merindukan dan mendoakan kami. Maafkan kami untuk banyak hal. Suatu kali aku bertanya, aku orang yang seperti apa. Beliau menjawab, aku orang yang sayang pada orang tua. Aku berpikir, memangnya apa yang telah aku lakukan? Sepertinya aku bahkan belum melakukan apapun. Kemudian aku berpikir, mungkin hal-hal kecil yang bahkan aku tidak menyadarinya. Tetapi itulah Ibu, dengan caranya sendiri beliau menghargai begitu banyak hal. Betapa beliau mencintai anak-anaknya. Beliau juga bisa sangat mengerti, bahwa tiap anaknya sangat berbeda satu dengan yang lainnya, dinasehati dan dibimbingnya semua anaknya dengan penuh kasih seorang Ibu.

Tapi.. engkau pergi begitu cepat, Ibu.. sudah hampir satu bulan, tetapi sepertinya engkau masih ada. Belum sempat aku membuatmu lebih berbahagia untuk banyak hal. Aku bahkan belum sempat menuliskan sebuah buku komunikasi yang engkau ingin aku untuk membuatnya. Maafkan aku, maafkan kami anak-anakmu. Tapi engkau tahu, kami semua begitu mencintaimu, walaupun kami juga tahu, pasti cinta dan kasih sayangmu untuk kami jauh lebih besar.

Beberapa kali di saat pulang ke rumah Ibu, aku kadang menyanyi untuk menghIbur Ibu. Ada beberapa yang beliau suka, salah satunya adalah lagu "Allah Peduli":

Banyak perkara
Yang tak dapat ku mengerti
Mengapakah harus terjadi
Di dalam kehidupan ini

Satu perkara
Yang kusimpan dalam hati
Tiada sesuatu kan terjadi
Tanpa Allah peduli

Reff:
Allah mengerti Allah peduli
Segala persoalan yang kita hadapi
Tak akan pernah dibiarkanNya
Ku bergumul sendiri
S'bab Allah mengerti

Lagu lainnya yang beliau suka (sebenarnya hanya beberapa kali aku nyanyikan untuk beliau pada sekitar dua kali aku ke rumah beliau sekitar beberapa bulan terakhir sebelum beliau dipanggil Tuhan), dan juga beberapa kali minta diulang untuk dinyanyikan (mungkin beliau menyukai nada lagunya), adalah lagu ini:

V:
...
On this page
I write my last confession
Read it well
When I, at last, am sleeping
It's a story
Of those who always loved you
Your mother gave her life for you
Then gave you to my keeping.
F:
Come with me
Where chains will never bind you
All your grief
At last, at last behind you
Lord in Heaven
Look down on him in mercy.
V:
Forgive me all my trespasses
And take me to Your glory.
F,E:
Take my hand
I'll lead you to salvation
Take my love
For love is everlasting
V,F,E:
And remember
The truth that once was spoken
To love another person
Is to see the face of God.
Reff:
Do you hear the people sing
Lost in the valley of the night?
It is the music of a people
Who are climbing to the light.
For the wretched of the earth
There is a flame that never dies.
Even the darkest night will end
And the sun will rise.
They will live again in freedom
In the garden of the Lord.
They will walk behind the plough-share,
They will put away the sword.
The chain will be broken
And all men will have their reward.
...

Pada 23 Agustus 2014:

Ibu.. Selamat Jalan..
Now you are in the garden of the Lord. Bersama Bapak. Bersama Bapa yang Maha Kudus di surga. No pain, only happiness and smile.
Terima kasih Ibu, untuk segalanya..

Dengan cinta,
dari anak-anak terkasihmu yang akan terus berjuang disini,
berbekal nasehat-nasehatmu,
dengan membawa cintamu di hati kami,
cinta seorang Ibu yang meninggalkan ajaran-ajaran penting bagi anak-anaknya.





SUGGESTED  READING

 Poem

A Tribute To A Great Man

Nindya 

Message of The Day 

Welcoming New Year 2024