Science2Science: Hujan Meteor





Ilustrasi hujan meteor



Apakah hujan meteor itu? Apakah mirip dengan peristiwa hujan biasa? Mengapa disebut 'hujan'?


Pertanyaan-pertanyaan tersebut berasal dari rasa ingin tahu manusia. Semua hal yang menarik perhatian pasti akan mengundang pertanyaan lanjutan. Seperti halnya hujan meteor. Marilah kita kaji sejenak peristiwa alam yang unik ini.


Hujan meteor sebenarnya merupakan peristiwa alam. Disebut dengan 'hujan' karena jumlah meteor yang muncul pada perioda-perioda tersebut lebih banyak daripada jumlah meteor yang muncul pada waktu lainnya. Hujan meteor memiliki nama khusus, misalkan Leonid, Perseid, Lyrid, Geminid, dsb.

 
Nama hujan meteor digunakan untuk menyebutkan arah 'radiant' atau sumber meteor tersebut. Hujan meteor Leonid memiliki sumber di arah rasi Leo, sedangkan hujan meteor Geminid memiliki sumber di arah rasi Gemini, dan seterusnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan identifikasi peristiwa hujan meteor yang dimaksudkan.


Bagaimana hujan meteor terjadi? Dalam lintasan mengelilingi Matahari, Bumi berpapasan dengan lintasan komet. Komet adalah benda angkasa yang juga mengelilingi Matahari dengan orbit tertentu, terdiri atas gas yang membeku menjadi padatan. Dalam orbitnya mengelilingi Matahari, padatan komet akan terurai/pecah karena pancaran radiasi Matahari. Saat Bumi berpapasan di lintasan komet, pecahan yang belum sempat terurai akan masuk ke dalam atmosfer Bumi, dan menyala karena gesekan udara selama proses jatuhnya pecahan tersebut oleh gravitasi Bumi.


Lintasan Bumi berpapasan dengan lintasan komet tidaklah terjadi dalam waktu singkat. Itu sebabnya hujan meteor terjadi dalam waktu beberapa hari, selama Bumi masih berada dalam lintasan komet.


Berikut adalah daftar hujan meteor yang terkenal, beserta jadwal dan benda langit penyebabnya:



Hujan meteorWaktu puncakPenyebab
LyridAkhir AprilKomet Thatcher
PerseidPertengahan AgustusKomet 109P/Swift-Tuttle
OrionidAkhir OktoberKomet 1P/Halley
LeonidPertengahan NopemberKomet 55P/Tempel-Tuttle
GeminidPertengahan DesemberAsteroid 3200 Phaethon



Bulan April ini terjadi peristiwa hujan meteor Lyrid, yang diprediksi mencapai puncak frekuensi pada tanggal 22 April 2011. Hujan meteor Lyrid berlangsung dari tanggal 15-28 April 2011, dapat diamati di wilayah Indonesia mulai dari tengah malam hingga fajar tiba, di arah Timur Laut. Sebagai panduan, rasi Lyra memiliki bintang yang paling terang (alpha Lyrae) yaitu Vega. Puncak hujan meteor Lyrid juga bertepatan dengan Hari Bumi.