Health & Beauty: Buah Manggis (Mangosteen)
Nama Latin: Garcinia mangostana L.
Buah manggis, yang dikenal sebagai "queen of fruits" ini ternyata daging buahnya memiliki kandungan gizi yang relatif kecil. Meskipun demikian, buah manggis dengan rasa buahnya yang asam manis dan segar ini sangat disukai banyak orang. Buah manggis muda memiliki efek speriniostatik dan spermisida, yang berkaitan dengan kesuburan pria.
Menurut Direktorat Gizi Depkes RI, Nilai Gizi per 100 gram buah manggis adalah sebagai berikut:
Energi | : | 63 kkal |
Protein | : | 0,6 g |
Lemak | : | 0,6 g |
Karbohidrat | : | 15,6 g |
Kalsium | : | 8 mg |
Fosfor | : | 12 mg |
Besi | : | 0,8 mg |
Vitamin B1 | : | 0,03 mg |
Vitamin C | : | 2 mg |
Air | : | 83 g |
Keunggulan dari buah manggis justru terletak pada kulit buahnya. Menurut hasil penelitian para ahli, pada kulit buah manggis kaya akan kandungan Xanthone. Xanthone merupakan suatu bentuk antioksidan yang berguna terhadap pencegahan pertumbuhan sel kanker dan tumor, seperti: kanker payudara, kanker paru-paru, kanker perut, dan sejenis leukimia. Xanthone manggis juga terbukti memiliki sifat antibakteri, antijamur, antiparasit, dan antivirus. Lebih dari itu, mereka tidak menyebabkan resistensi bakteri, seperti dampak yang didapat dari mengkonsumsi obat antibiotik.
Alpha-mangostin dan gamma-mangostin adalah dua turunan dari Xanthone yang ditemukan di manggis yang paling banyak dipelajari dan paling dikagumi oleh para peneliti di seluruh dunia. Kedua Xanthone tersebut terbukti sangat efektif sebagai agen anti-inflamasi. Pada salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka bahkan lebih kuat daripada beberapa obat anti-inflamasi yang digunakan untuk rematik dan asam urat. Mereka juga terbukti sebagai antioksidan yang lebih kuat dari antioksidan lainnya. Alpha-mangostin ditemukan dapat menekan perkembangan tumor. Gamma-mangostin terbukti memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat daripada vitamin E, salah satu antioksidan yang paling ampuh. Para peneliti juga menunjukkan gamma-mangostin berdampak kuat sebagai anti-inflamasi pada sel-sel struktural otak dan memiliki potensi dalam membantu kondisi peradangan otak, seperti penyakit Alzheimer.
Penelitian-penelitian lainnya juga menemukan bahwa alpha-mangostin, beta-mangostin dan B garcinone B dari Xanthone manggis merupakan inhibitor kuat mycobacterium tuberkulosis. Penelitian pada mangostin dan gamma-mangostin menunjukkan kemampuannya untuk menghambat aktivitas dari virus HIV-1 yang menyebabkan AIDS. Mangostin juga ditemukan memiliki kemampuan untuk melindungi LDL dari kerusakan oksidatif oleh radikal bebas. Ini akan membantu mengontrol mengendalikan dan menurunkan "tingkat kolesterol jahat" (LDL) dan dengan demikian akan membantu mencegah penyumbatan arteri yang menyebabkan penyakit jantung.
Buah manggis utuh mengandung antioksidan kuat, tetapi sebagian besar ditemukan pada kulit buah ini. Tubuh memproduksi antioksidan untuk membantu mengatasi radikal bebas, tetapi sering kewalahan memperbaiki kerusakan yang dilakukan oleh radikal bebas.
Pada kulit buah manggis mengandung lebih dari 40 jenis antioksidan yang memiliki kapasitas ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) yang sangat tinggi, yang mampu mengatasi radikal bebas, memperbaiki sel yang rusak, memperbaiki metabolisme tubuh, dan mematikan kuman. Kemampuan antioksidannya bahkan jauh melebihi kemampuan antioksidan dari Vitamin C dan vitamin E.
Kulit buah manggis juga kaya akan antosianin. Manfaat antosianin antara lain untuk mendorong terjadinya menstruasi, memiliki sifat anti radang dan anti bakteri, sangat efektif membantu penyembuhan diabetes beserta komplikasinya, mencegah inflamasi (anti inflamasi) dan kerusakan dinding sel pembuluh darah, dan sangat efektif mengobati reaksi alergi.
Kandungan lainnya dari Manggis yang membuat buah ini mempunyai potensi yang kuat dalam penyembuhan penyakit, antara lain:
Garcinone E: telah dipelajari dalam melawan kanker. Para ilmuwan di Taiwan diuji Garcinone E melawan sel-sel kanker manusia untuk kanker hati primer, kanker perut dan kanker paru-paru. Dalam uji coba perbandingan dengan beberapa obat kemoterapi anti kanker, ditemukan bahwa Garcinone E lebih efektif.
Polisakarida: merupakan senyawa anti kanker yang potensial untuk memblokir kemampuan sel bermutasi untuk menempel pada sel-sel sehat, sehingga membantu tubuh menghentikan penyebaran kanker.
Catechin: Kandungan katekin pada manggis terbukti lima kali lebih efektif sebagai antioksidan daripada vitamin C. Telah terbukti bahwa katekin membantu mencegah pembentukan senyawa penyebab kanker dengan memblokir co-karsinogen, meningkatkan pertahanan alami tubuh detoksifikasi dan langsung menekan pertumbuhan kanker.
Quinones: Manggis juga mengandung Quinones, yang ditemukan telah secara signifikan menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel ganas dari kanker usus besar manusia. Quinones juga dikenal karena sifat mereka yang anti-bakteri.
Polifenol: Polifenol merupakan antioksidan yang terbukti lebih kuat daripada vitamin E, dianggap sebagai salah satu antioksidan yang dikenal paling kuat.
Stilbenes: Stilbenes melindungi tanaman dari jamur. Tapi Stilbenes, bahkan ketika ditelan, mampu mempertahankan sifat mereka sebagai anti-jamur. Stilbenes juga merupakan antioksidan kuat.
#nindyawidoyo #manggis #buahmanggis #mangosteen #xanthone #khasiatbuahmanggis #antioksidan #makanankayaantioksidan #obatkankeralami