Natal 2024
🎄
❄⛄🎅⛄❄
🎶 We Wish You A Merry Christmas! 🎶
🎶 We Wish You A Merry Christmas! 🎶
🎶 We Wish You A Merry Christmas! 🎶
🎶 And A Happy New Year! 🎶
🎆🎉
🥰
Pesan dari Advent Minggu ke-4:
"Bersedia dan Taat,
dan Tuhan akan melengkapi"
Pesan Natal 2024:
"GIVE HOPE"
"Selamat Natal!" :)
May peace be with you!
- nindya widoyo -
💚
Now let me write a little about it. A little?
😎🤔😊
Kiranya Tuhan berkenan menuntun saya untuk menulis apa, karena saya juga sebenarnya belum tau apa ya yang harus saya tuliskan :)
Saya melihat, memperhatikan, mengingat-ingat, dan mengerti, bukan dengan sengaja, tetapi terekam pada apa yang saya lihat, saya dengar, saya ingat, dan secara bertahap satu per satu saya diperkenan mengerti; Bahwa setiap orang memiliki tugasnya masing-masing di dunia ini. Bisa terjadi begitu saja, tanpa orang yang bersangkutan menyadarinya, begitu sampai akhir hayatnya, ada yang pada akhirnya menyadari apa tugasnya pada saat dia sudah sangat tua, ada yang masih sangat muda, apa perannya di dunia ini. Dan ada yang mengerti dan menjalani setiap tugasnya satu per satu dia diletakkanNya dimana dan dia harus berbuat apa. Ada yang di tengah jalan dia seperti 'bernegosiasi' dengan Tuhan karena dia merasa lelah kehabisan energi atau terasa berat. Ada yang bosan dan berhenti begitu saja, sebodo amat, dan lain sebagainya. Setiap peran yang diberikan, dimana peran itu seperti kecil dan diremehkan manusia, ada pula yang tugasnya memiliki peran yang besar dan berat. Biasanya semakin 'dilengkapi' seseorang, semakin banyak kemampuannya atau kelebihannya, tugasnya akan semakin besar dan berat.
Terkadang seseorang sudah tau tugas panggilannya. Tetapi, karena itu melelahkan baginya dan kurang menguntungkan, belum lagi menghabiskan waktu dan energi, seseorang akan menghindari dan menolaknya. Tetapi, saat itu benar-benar harus dilakukan, pasti Tuhan mengembalikannya pada tugas yang harus dilakukannya itu, entah bagaimana caranya dan kapan. Yunus menolak tugasnya, dan Tuhan punya caraNya untuk menghukum dan membuatnya taat untuk menjalankan tugasnya. Btw, saya suka tertawa kalau mengingat cerita Yunus, bandel juga dia ya :). Maria Ibu Tuhan Yesus, memiliki tugasnya sedemikian yang mungkin tidak lazim menurut pandangan manusia dikarenakan statusnya dan caranya, namun Maria taat. Ada juga misalkan orang yang diberkati dengan penghasilan yang baik, tapi tugasnya dia harus terus memberi pada orang yang membutuhkan. Sepertinya kurang asyik ya, nggak kaya-kaya dong ya? :) Tapi dia harus taat, melakukannya dengan tulus dan tidak menyombongkan diri, karena kalau tidak, berkatnya itu semua jika Tuhan menghendaki bisa saja diberhentikan begitu saja oleh Tuhan. Karena itu mau tidak mau, setiap orang, apalagi yang sudah tersadarkan, harus bersedia dan taat akan tugas panggilannya. Apapun itu resikonya. Sebagai manusia yang seringkali lemah, dan jika bagi kita resikonya itu tampak atau terasa berat, jangan kawatir, karena Tuhan menyertai, dan bisa saja terjadi pada saatnya engkau akan menyadari, hey resikonya itu ternyata biasa saja atau malah somehow dihilangkan begitu saja oleh Tuhan, atau kita mungkin juga bisa 'manage' resikonya itu.
Setiap tugas, besar ataupun kecil, merupakan bagian dari 'grand design' atau 'grand purpose', begitu saya menyebutnya, dari Yang Maha Tinggi. Karena itu, jangan memicingkan sebelah mata pada peran apapun dari seseorang, sebagai apapun dia. Dan sebaliknya, tidak perlu merasa iri hati pada orang yang tampak begitu pintar punya banyak talenta dan sebagainya, karena engkau tidak tau, mungkin hidup yang harus dijalankannya melelahkan, kurang waktu bagi dirinya sendiri, kurang istirahat, dan lainnya karena tugas-tugasnya dari Tuhan bisa jadi juga begitu banyak.
Mengenai hal ini saya bisa menuliskannya panjang x lebar :) Kita singkat saja, bagaimana dengan saudara. Taukah saudara, apa tugasmu? Sudahkah engkau menemukannya, menjalankannya dengan baik, taat, tahan 'menderita', mau berlelah, dan setia melakukannya? Mari kita mencoba mengingat-ingat, bagaimana Tuhan senantiasa melengkapi kita, menopang dan melindungi kita, memimpin, menolong, menguatkan, dan menghibur kita. Ia yang setia, tidak akan membiarkan kita melakukannya sendirian, dan kita akan selalu diperlengkapi, saat kita bersedia, dan taat akan panggilan hidup kita.
"GIVE HOPE"
Ada dua kata disana, "give" dan "hope". "Give" bisa berarti memindah-tangankan sesuatu, baik 'tangible' maupun 'intangible', kepada orang lain secara gratis maupun tidak gratis. Tapi dalam hal ini yang dimaksudkan adalah secara gratis. Bisa berupa barang, sebuah janji, sebuah pertolongan, sebuah cara atau bantuan bagi orang lain untuk mempermudah orang tersebut mencapai tujuan baiknya ataupun melanjutkan kehidupannya, bisa juga berupa informasi dan pengetahuan, atau misalkan menyediakan tumpangan, atau sarana bagi orang lain. "Give" juga bisa berarti mengorbankan sesuatu bagi kepentingan orang lain. Lalu ada kata "hope", harapan, atau pengharapan. Pengharapan dari seseorang atau banyak orang terhadap atau mengenai sesuatu, dan sesuatu ini diharapkan benar-benar terjadi pada suatu saat nanti. Di dalam sebuah pengharapan, ada berbagai unsur di dalamnya; Ada keinginan di dalamnya, ada mimpi, ada percaya, bertekun, berusaha, mengimani, positive thinking, ada unsur kesabaran, kepasrahan, dan tahan banting, keteguhan, tanggung jawab, dan berusaha menemukan atau membuat atau mendapatkan jalan yang mengarah pada pengharapan itu sendiri (salah satunya dengan cara berdoa). Di dalam sebuah pengharapanpun, terdapat bagian-bagiannya atau bagian-bagian dari sebuah harapan itu juga. Misalkan, seseorang berharap setelah lulus SMA dia ingin mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke Universitas di luar negeri yang notabene sangat mahal dan dia tidak akan mampu tanpa beasiswa. Maka dalam sebuah harapan tersebut, ada banyak harapan di dalamnya. Dia berharap dapat lulus SMA dengan nilai yang terbaik untuk dapat lolos mendapatkan beasiswa, berharap nilai TOEFLnya mencukupi, berharap dia sehat dan lolos tes kesehatan, dan sebagainya. Dan bagi pihak yang memberi, pada saat memberi kita harus melupakannya, dengan demikian kita bisa memberi kepada siapapun termasuk orang-orang yang sama sekali tidak mengenal kita dan bahkan mungkin tidak akan bertemu lagi dengan kita. Karena di dalam memberi, janganlah tangan kirimu tau apa yang dilakukan tangan kananmu, dan jangan mendongakkan kepalamu. Kalaupun ternyata orang yang datang padamu berbohong dan engkau sungguh-sungguh tidak mampu mendeteksi atau mengetahuinya di awal, jangan kawatirkan hal itu, karena itu urusannya dengan Tuhan, namun engkau telah melakukan bagianmu dengan baik. Hati kecilmu akan menuntunmu untuk memberi atau tidak. Dalam memberi, seorang pemberi juga sebaiknya melakukannya dengan tulus, dan bukan untuk membuatnya terkenal dan lain-lain. Jika kita dimampukan memberi, maka apa yang kita berikan itu dari Tuhan, bukan dari kita. Kita hanya Tuhan perkenan pakai sebagai alatnya, sebagai 'perpanjangan tangan' Tuhan bagi yang membutuhkan.
"Give hope" adalah pesan Natal yang saya terima pada tahun ini. Memberikan pengharapan bagi sesama yang membutuhkan, maupun bagi yang tampaknya tidak membutuhkan dan ternyata dia sangat membutuhkannya. Hidup akan semakin indah dan bermakna, jika kita juga bisa membantu sesama. Apapun yang kita diperkenan mengetahui bahwa orang lain membutuhkan, dan kita mampu melakukannya. Pada contoh di atas, kita bisa melakukan bagian dari pengharapan anak tersebut untuk mendapatkan beasiswa. misalkan kalau kita tau berbagai program beasiswa syaratnya dan sebagainya, kita bisa infokan, atau mengajarkan pendalaman Toefl agar dia bisa mencapai angka minimum yang disyaratkan, dll. Pada saat kita tau ada keluarga atau teman atau siapapun yang sedang dalam keadaan sulit, jika kita mampu kita bisa meringankan sebagian dari keperluannya, maka percayalah yang dibantu akan terus memiliki pengharapan untuk bisa keluar dari kesulitannya dan mengusahakannya, instead of dia menjadi berputus asa. Saat engkau melihat seorang bapak yang setiap harinya pekerjaannya membutuhkan berjalan kaki jauh seperti pedagang keliling dsb, dan melihat sandal atau sepatunya rusak, berlubang dan tidak layak, maka jika engkau bisa, berikanlah sepatu yang baik baginya sehingga ia dapat terus berpengharapan memenuhi kebutuhan keluarganya dan tidak mudah sakit pada kakinya yang dapat mengganggunya bekerja seperti penyakit kulit, terkena benda tajam dsb. Terkadangpun kita tidak tau bahwa dari apa yang kita lakukan, ternyata kita sedang 'giving a hope to other people', sebuah pengharapan akan sesuatu dari apa yang didapat dari pengajaran kita atau ternyata dia bisa mendapatkan sesuatu untuk pencapaian dari pengharapannya. Misalkan dalam kita mengajar, ternyata ada bagian dari apa yang kita ajarkan memberikan semangat baru, harapan baru, pengertian baru, menguatkannya sehingga pengharapannya tidak padam, lebih menghargai apa yang disepelekannya dan ternyata itu bisa dipakainya sebagai jalan, memberikan ide baru, cara lain untuk mencapai pengharapannya, dan sebagainya. Maka tetap lakukanlah kehidupanmu dengan baik dan bertekun untuk menjadi berbuah bagi orang lain, baik kita mengetahuinya atau tidak. Jika engkau bisa memberikan 'a hope' pada satu orang, lakukan itu dengan sungguh-sungguh dan tulus. Sama halnya dengan jika engkau dapat membantu seribu orang, maka lakukan juga dengan penuh syukur dan hikmat dari Tuhan.
Kiranya damai besertamu. Kiranya hidupmu damai. Kira-kira seperti itu. Namun saya ingin menulis khususnya pada atau tentang damai di hati. Kedamaian di hatimu. Kedamaian di hatiku. Ini poin yang ingin saya tulis. Dan mengapa kedamaian di hati ini sangat penting dalam atau bagi sebuah kehidupan.
...
......
...
......